Egois dan emosional
Egois itu adalah maunya sendiri dan tidak memikirkan kepentingan dan kebahagiaan orang lain. Bener kan? kalok kita bicara sifat ini semua manusia yang ada didunia pasti memiliki sifat ini, tidak terkecuali saya sendiri, sifat yang amat sangat jelek kalau dimiliki manusia, pembaca pasti setuju dengan pendapat saya.
Sifat egois merupakan sifat natural setiap manusia , tergantung manusia itu sendiri bagaimana dia mampu mengatasi sifat egois nya, berikut ini merupakan salah satu ciri orang yang memiliki sifat egois, semoga para pembaca tidak termasuk salah satu ciri-ciri tersebut:
Ciri-Ciri Pribadi yang Egois
Hanya dapat melihat dari sudut pandangnya; tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain, apalagi merasakan apa yang orang lain rasakan. Jadi, tidak mudah untuk berdiskusi dengannya karena ia akan berusaha keras agar kita menuruti pendapatnya.
Hanya memikirkan kepentingan pribadinya; jadi, apa yang dikerjakannya selalu untuk kepentingan pribadi, bukan murni untuk kepentingan orang lain. Ia tidak mengenal makna pengorbanan dan ketulusan; semua hal diperhitungkan berdasarkan untung-ruginya.
Jadi bagi para-para pribadi yang merasa dirinya egois, dan ingin merubah sifatnya, mulai dari hal-hal kecil saja, misalnya dengarlah pendapat orang lain ketika dia hendak memberi saran, menghargai orang lain, ya..! mulailah dari hal-hal yang kecil. karena dari yang kecil akan memotivasi tumbuhnya hal-hal yang besar. selamat mencoba! termasuk diri saya sendiri.. hehehe!
Emosional, sifat ini tidak jauh buruknya dari sifat egois, orang yang memiliki sifat ini biasanya orang yang mudah sekali marah dan tersinggung, sifat ini yang paling harus kita hindari, sifat ini juga bisa membawa membawa orang berpikir pendek, salah satu contoh misalnya , mudah memukul, memaki bahkan membunuh , wau,,!! sungguh-sungguh sifat yang buruk untuk seorang manusia yang bersifat sosial.
ciri-ciri pribadi yang emosional menurut Dr. Redford Williams, profesor psikologi di Duke University Medical Center.
Ada perbedaan antara seseorang yang marah dengan yang bermasalah dalam mengontrol emosi. Dr. Redford Williams, profesor psikologi di Duke University Medical Center, Amerika Serikat dan penulis buku 'In Control' mengungkap lima perbedaannya.
Jika tanda-tanda berikut dialami oleh Anda sebaiknya berkonsultasilah dengan psikiater atau psikolog.
1. Marah besar karena masalah kecil
Marah bisa memiliki efek positif. "Seringkali amarah memberitahu kita untuk melakukan sebuah tindakan," kata Dr. Williams, seperti dikutip dari cbsnews.com. Tetapi, jika rasa marah muncul dan meledak-ledak hanya karena persoalan kecil, bisa jadi pertanda bahwa seseorang mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya.
2. Interupsi
Seseorang yang marah akan cenderung menjadi orang yang tidak sabar. Apalagi jika tidak bisa mengontrol amarahnya. Orang tersebut akan bermasalah untuk menunggu orang lain mengemukakan pendapatnya. Hal yang dilakukannya kemudian adalah selalu menginterupsi. Meskipun dia diam saja dan membiarkan orang lain bicara, sebenarnya ia tidak mendengarkan.
3. Selalu protes
Menurut Dr. Williams, orang yang menghabiskan waktu untuk mengeluh tentang pelanggaran dan kekurangan orang lain mungkin memiliki masalah dengan amarahnya. Beberapa orang marah dengan kata-kata kasar bicara soal politik, olahraga atau hal lain. Semua racun itu datang dari sumber yang sama yaitu amarah.
4. Sulit memaafkan
Hubungan personal bisa menjadi mimpi buruk ketika seseorang mengalami kesulitan memaafkan orang yang telah menyakitinya di masa lalu. Orang-orang dengan masalah amarah seringkali mengalami kesulitan dalam memaafkan orang lain. Sebaliknya, mereka terus frustrasi untuk kembali pada pengalaman menyakitkan dan kebencian setiap kali mengingat kesalahan tersebut.
5. Wajah memerah
Saat emosi meninggi, wajah bisa terlihat merah. Ketika wajah merah, jika diukur dengan termometer suhu tubuh dalam keadaan tinggi. Kemarahan adalah efek yang jelas dari tubuh dan pikiran. Bahkan, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang sering marah cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan mengalami stroke atau serangan jantung.
aan fahlevi
25-12-2011
aan fahlevi
25-12-2011